Visi Misi

Tidak ada komentar
SEJARAH BERDIRINYA DAYAH
A. Sejarah Dayah Modern Terpadu Subulussalam Jontor didirikan oleh Alm Tgk. H. Mohd. Din Ilyas dan istrinya Ummi Hj. Sa’adah Syam Pada tahun 1989. Alm adalah putra Susoh Aceh Barat Daya yang telah lama bermukim di Jakarta semenjak tahun 1959 dan berprofesi sebagai pengusaha. Dipenghujung usianya dia ingin mengabdikan diri ditanah kelahirannya Aceh, beliau tinggal di Batu Ceper Jakarta. Dirumahnya juga kerap datang masyarakat disekitar untuk belajar mengaji yang kemudian dibimbing oleh Ummi Hj. Sa’adah Syam. Inspirasi inilah yang membulatkan tekad Almarhum dan keluarga, bahwa suatu ketika dia akan kembali ke kampung halaman dan mendidik generasi didaerahnya untuk dapat mewarisi ilmu agama. Sebelum menetapkan Subulussalam sebagai tempat didirikannya pesatren Almarhum melakukan observasi ke beberapa daerah mulai dari Aceh selatan hingga sampai ke Aceh Timur, lalu ditetapkanlah daerah Jontor Penanggalan Subulussalam sebagai lokasi pendiriannya. Hal ini tidak lepas dari bantuan pemerintah dan masyarakat Simpang Kiri. Niat awal pesantren ini bernama Al-Qurba yang berarti mendekatkan diri, tetapi setelah bersiraturrahmi dengan Bapak Alm. Prof H. Ali Hasjmy yang ketika itu sebagai Ketua MUI Aceh, kemudian beliau memberikan nama Subulussalam yang berarti menuju jalan keselamatan sebagai nama pesantren tersebut yang disesuaikan dengan nama daerah yang Almarhum juga menabalkannya. Selanjutnya, Untuk membiayai pendirian pesantren ini, sejak semula telah berketetapan hati untuk menjual beberapa bidang tanah milik Alm. H. Mohd. Din Ilyas yang ada di kelurahan Pondok Kelapa kecamatan Jatinegara – Jakarta Timur yang bernilai + Rp. 250.000.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah) sebagai modal pertamanya. Selain digunakan untuk membangun Masjid dan Pesantren, sebagian biaya modal tersebut juga digunakan untuk mendirikan beberapa badan usaha yang bertujuan untuk menunjang jalannya pesantren tersebut. Sebagai langkah awal Pada Tahun 1990 Dayah ini menyelenggarakan Pendidikan Jangka Pendek (Crash Program) selama 2 tahun, untuk menghasilkan mubaligh muda bagi daerah transmigrasi, daerah alur sungai, serta daerah miskin dan terpencil lainya di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Lembaga Pendidikan di Dayah yang diawali dengan Crash Program, diselenggarakan dengan menyeleksi calon peserta dilokasi masing-masing sehingga mendapat 60 anak-anak yang dididik secara gratis atau melalui bantuan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tgk. H. Mohd. Din Ilyas adalah sosok yang tidak mengecap pendidikan formal namun beliau belajar secara otodidak baik ilmu agama maupun ilmu umum yang dikembangkan dengan pengalaman kehidupannya yang sarat makna. Dalam pengembangan pesantren beliau banyak dibantu oleh keluarganya baik istri, anak maupun kemenakan. Beliau memiliki 6 orang anak. Kini yang meneruskan tapuk pimpinan pesantren adalah menantunya Tgk. Drs. Bambang Chairuddin, MM. Yang merupakan alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal disatu sisi, dan muatan kurikulum dalam sisi lain. Dayah Modern Terpadu (Pesantren) Subulussalam Jontor adalah Lembaga Pendidikan yang memiliki keunggulan dalam bidang pengajaran yang menitik beratkan pada 3 (tiga) aspek pendidikan yaitu : Pertama yaitu aspek Kognitif, pada aspek ini peserta didik diharapkan mampu menyerap ilmu pengetahuan agama (Islamic Knowledge) dan ilmu pengetahuan umum lainnya dengan menyesuaikan kemampuan dalam memahami dan menguasainya (Intellectual Quetion) diberikan materi pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak se-usianya. Kedua yaitu Aspek Afektif adalah peserta didik diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuannya dengan pembentukan karakter (character building) yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islamic Knowledge maupun Social Science (ilmu pengetahuan umum) dengan indikator keberhasilan menanamkan nilai-nilai ketaqwaan, intelektualitas, dan semangat amar ma’ruf nahi munkar yang berpijak pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Ketiga yaitu aspek psikomotorik adalah menciptakan peserta didik yang memiliki life skill dalam kehidupan sehari-harinya, dengan kata lain peserta didik mampu mengimplemetasikan keilmuannya dalam kehidupan di masyarakat. Pada tahun ajaran 2020/2021 ini pengurus Dayah Modern Terpadu (Pesantren) Subulussalam Jontor, mencoba bagaimana lembaga pendidikan ini sebagai lembaga pendidikan yang menitik beratkan pula pada aspek pendidikan kemanusiaan (humanities science) yaitu dengan memberikan varian baru dalam metodologi pembelajaran yaitu dengan konsep humanities of education. Dalam rangka peningkatan kualitas lembaga pendidikan ini dimasa yang akan datang. 

B. Visi Misi Lembaga VISI : Terwujudnya pusat pendidikan Islam Terpadu dan Unggul yang menghasilkan kader yang berkarakter, berilmu keagamaan, berdab dan berakhlak mulia. 

MISI : 1. Mewujudkan keterpaduan lembaga, manajemen, dan nilai-nilai pesantren 2. Mendidik santri memiliki kedalaman ilmu keagaam dan pengamalan ajaran agama Islam ala ahlussunnah wal jama’ah dengan mengedepankan prinsip istiqomah, amanat, dan moderat 3. Menyiapkan santri yang mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi 4. Membekali santri dengan penguasaan bahasa Arab dan Inggris 5. Mendidik santri menjadi generasi yang Mulia 6. Menyiapkan santri mandiri dengan mengembangkan entrepeneurship dan leadership 7. Menyiapkan sekolah/madrasah yang membangun karakter. 

C. Kondisi Lingkungan Sosial Dayah Modern Terpadu Subulussalam terletak di Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh . Lokasi pesantren terletak di daerah pegunungan, kurang lebih 10 menit dari tonggak batas daerah Fak-fak Barat, Sumatera Utara. Kondisi masyarakat sekitar lokasi pesantren kurang begitu menggembirakan. Selain berada diperbatasan yang berhadapan dengan gerakan missionaris yang aktif, minat belajar agama masyarakat memerlukan penggugahan. Hingga kini, hubungan Dayah dengan masyarakat dilokasi tersebut tetap terpelihara dengan baik melalui kerjasama dalam berbagai kegiatan seperti Pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, antara lain : Komunikasi Produktif, Kiat-Kiat Mengajar Agama Dengan Cara Yang Menyenangkan, Memahami dan Mengatasi Masalah Remaja, Perayaan Hari Besar Islam, kegiatan bersama selama ramadhan, Pelatihan Imam dan Khatib Muda, dan berbagai kegiatan lainya. 

D. Pendidikan Yang diselenggarakan 1. Pendidikan Formal, terdiri dari Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Proses belajar mengajar dilaksanakan setiap hari dan libur pada hari Minggu. Dengan menggunakan kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian Diknas. Dipadukan dengan Kurikulum pesantren. 2. Pendidikan Non Formal a. Majelis Taklim Kaum ibu dan majelis taklim kaum Bapak yang dibimbing oleh para ustadz dan ustadzah secara bergiliran. b. Madrasah Diniyah Proses belajar mengajar di Madrasah Diniyah dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari mulai hari Senin sampai dengan Jum’at. c. Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) / (TQA) yang keberadaannya sangat membantu dan mendukung kemampuan baca tulis Alqur’an bagi anak-anak sekitar.

E. Program Pengembangan Program pengembangan yang saat ini dirancang meliputi bidang fisik dan non fisik : a. Fisik : Membangun MCK Terpadu, Membangun Kantin, Membangun dapur umum, Membangun Asrama Putra, Asrama Dewan guru, rehap gedung sekolah, Pengadaan sarana Olahraga, dan jalan. b. Non Fisik : Pelatihan kewirausahaan dan ekonomi, peningkatan prestasi para santri, olahraga beladiri, peningkatan keterampilan ceramah, khutbah, keorganisasian, pengembangan bahasa asing dan pengembangan Skill. 

F. Program Unggulan a. Dayah Modern Terpadu Subulussalam Jontor dikatakan sebagai program unggulan Dayah Modern Terpadu Subulussalam Jontor yang mempunyai obsesi untuk mencetak kader-kader ulama yang mumpuni dan unggul dalam ilmu-ilmu keislaman. b. Kegiatan yang dapat mendukung kegiatan santri adalah dengan penekanan pada pembinaan Bakat dan Minat dalam Pengembangan Program Bahasa Asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Pembinaan tilawatil Qur’an serta Kegiatan Pelatihan Komputer, Tata Boga, Pertanian, Menjahit, Teater dan Nasyid. 

G. Realisasi Program Pendidikan Alhamdulillah sampai saat ini DMT SUBULUSSALAM – Jontor telah dapat menyelenggarakan 5 (lima ) Program Pendidikan, yaitu : 1. Pendidikan Progresif Pendidikan ini merupakan Crash Program, yaitu program kerja asama antara MUI D.I. Aceh – Departemen Transmigrasi dengan DMT SUBULUSSALAM - Jontor yang bertujuan untuk mendidik calon – calon Da`i di daerah Transmigrasi dan Masyarakat umum. Program ini berjalan sejak Th. 1992/1412 H dan telah meluluskan Angkatan I pada Th. 1994 dengan jumlah alumni sebanyak 45 santri yang telah ditempatkan dilokasi asal masing – masing. Sedangkan untuk tahap ke-2 sedang diupayakan kelanjutannya. 2. Pendidikan Reguler Pada tingkat ini telah mengadakan pendidikan tingkat anak- anak usia 4 s/d 13 tahun dengan membuka TK dan Balai Pengajian dengan jumlah santri kini telah mencapai 92 orang. Program pendidikan ini telah meluluskan santri dengan mewisuda sebanyak 1035 santri pada sepuluh kali angkatan, sejak tahun 1993 dari masa berdirinya . 3. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Pada bulan Juli 1993, telah dibuka pendidikan Tsanawiyah yang santrinya telah berdatangan dari penjuru Aceh dan Sumatra Utara. Jumlah santrinya kini berjumlah 100 orang dan telah meluluskan sebanyak 475 orang. 4. Pendidikan Madrasah Aliyah Tingkat pendidikan ini baru dibuka pada tahun 1996, atas desakan masyarakat yang cukup tinggi untuk terus membuka dan melanjutkan pendidikan anak-anaknya pada jenjang yang lebih tinggi. Kini santrinya baru mencapai 45 orang dan telah meluluskan 255 santri. 

STRUKTUR PENGURUS DAYAH MODERN TERPADU (PESANTREN) SUBULUSSALAM   STRUKTUR ORGANISASI (YAYASAN) DAYAH MODERN TERPADU (PESANTREN) SUBULUSSALAM   REKAPITULASI DEWAN GURU DAYAH MODERN TERPADU (PESANTREN)SUBULUSSALAM 2020   DATA SARANA DAN PRASARANA DAYAH MODERN TERPADU (PESANTREN) SUBULUSSALAM PENUTUP 

Tujuan berdirinya Dayah Modern Terpadu (Pesantren) Subulussalam semata dalam rangka menciptakan dan mengembangkan kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat. Para pengamat mencatat ada lima unsur, yaitu Kiai, santri, masjid, pondok, dan pengajian. Demikian sejarah singkat profil DMT Subulussalam kami buat, untuk menjadi pembelajaran dan dapat dipergunakan dengan semestinya.


Tidak ada komentar

Posting Komentar